Kisah nabi musa as. Dan para tukang sihir fir'aun diabadikan dalam Q.S.
Sejarah
Andrekecit12
Pertanyaan
Kisah nabi musa as. Dan para tukang sihir fir'aun diabadikan dalam Q.S.
1 Jawaban
-
1. Jawaban ranialmj001
Para tukang sihir menawarkan kepada Musa, siapa yang akan memulai terlebih dahulu. Musa memilih para tukang sihir yang akan memulainya. Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat ke tengah area pertandingan. Tiba-tiba tali-temali dan tongkat-tongkat tersebut dalam pandangan Musa akibat pengaruh sihir-berubah menjadi ular-ular yang menjalar kian kemari, maka Musa mulai takut. Allah SwT berfirman:
“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?” Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya.” (Qs Thaha [20]: 65-67)
Sihir tidak bisa merubah kenyataan. Tali temali pada hakikatnya tetap menjadi tali temali, tidak pernah berubah jadi ular. Ilmu sihir bisa membuat dalam pandangan orang yang melihat tali temali itu berubah jadi ular. Tukang sihir bisa saja menyihir bongkahan batu jadi emas, tetapi sebenarnya bongkahan batu itu tidak pernah berobah jadi emas, hanya orang-orang yang kena pengaruh sihir melihatnya seperti emas. Kalau sihir bisa merobah kenyataan, tentu para tukang sihir di dunia akan menjadi kaya raya sehingga tidak perlu bersusah payah lagi mencari nafkah.
Karena Musa, akibat pengaruh sihir, menjadi takut melihat ular-ular yang begitu banyak merayap, maka Allah SwT mengingatkan beliau agar tidak takut, karena yang diberikan kepada Musa, yaitu mukjizat tongkat bisa berubah menjadi ular, akan mengalahkan semuanya itu. Allah SwT berfirman:
“Kami berkata: “Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”. (Qs Thaha [20]: 68-69)
Tongkat yang dilemparkan Musa benar-benar berubah jadi ular besar dan menelan semua ular-ular palsu tukang sihir tersebut. Allah menegaskan tukang sihir tidak akan pernah bisa mengalahkan mukjizat yang diberikan Allah SwT kepada Musa, darimana dan bagaimana pun caranya.
Para tukang sihir yang berkumpul di arena tahu persis bahwa apa yang dilakukan Musa sama sekali bukanlah sihir. Sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia sihir, mereka bisa membedakan mana yang sihir dan mana yang bukan. Mereka yakin bahwa Musa berada di pihak yang benar, oleh sebab itu serentak mereka sujud dan menyatakan beriman dengan Tuhannya Musa. Allah SwT berfirman:
“Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”. (Qs Thaha [20]: 70)
Tentu saja Fir’aun marah besar. Kekalahan para tukang sihir itu saja sudah menamparnya, apalagi sampai menyatakan beriman dengan Tuhannya Musa. Fir’aun mengancam akan membunuh mereka jika tetap beriman dengan Tuhannya Musa dan Harun.