Menyeleksi jenis-jenis apresiasi seni teater
Seni
pact9911
Pertanyaan
Menyeleksi jenis-jenis apresiasi seni teater
1 Jawaban
-
1. Jawaban jiminnnn
1. Unsur Estetika dalam Teater Tradisi
Pada umumnya, unsur-unsur pendukung pementasan sebuah teater tradisi terdiri atas cerita atau lakon, pelaku, dan penonton. Untuk mendukung keberadaan ketiga unsur tersebut, dimunculkan sejumlah unsur pendukung estetika pertunjukan seperti berikut ini.
a. Cerita atau lakon yang disusun dan disampaikan secara lisan oleh pimpinan sandiwara kepada para pemainnya dalam bentuk garis besar. Semua pemain harus bisa pengembangkan sendiri garis besar cerita yang telah disampaikan.
b. Properti dan kostum pemain yang meliputi properti badan, tangan, kepala, dan sebagainya.
c. Tata artistik pentas yang sederhana. Biasanya menampilkan satu atau beberapa oncor (alat penerang yang terbuat dari bambu) yang ditata sedemikian rupa di sekitar arena pertunjukan.
d. Unsur musikal pengiring yang biasanya menggunakan alat-alat musik tradisional setempat.
e. Arena permainan berupa teater arena di mana penonton duduk melingkari tempat pertunjukan.
f. Adanya bentuk-bentuk tarian sebelum dan selama pertunjukan yang kadang-kadang terlepas dari kerangka cerita.
2. Karakteristik Teater Tradisi
Berdasarkan perkembangan terakhir dari bentuk pementasan teater rakyat, sejumlah karakteristik dasar pementasan teater rakyat pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Cerita yang disajikan tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari.
b. Penyajian cerita dilakukan melalui dialog, nyanyian, dan tarian.
c. Unsur-unsur lawakan melalui tokoh pelawak (bodor) selalu muncul di sepanjang cerita.
d. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan, dalam setiap adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus, yakni tertawa dan menangis.
e. Pertunjukan menggunakan tetabuhan atau alat-alat musik tradisional.
f. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab. Bahkan, sering terjadi munculnya dialog langsung antara pelaku dan penonton.
g. Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk teater arena (dikelilingi penonton).
3. Struktur Pertunjukan Teater Tradisi
Teater tradisi di Nusantara sebagian besar terlahir dari tradisi religi yang pernah hidup pada masa lalu. Sistem religi asli, Hindu-Budha, dan Islam tidak jarang bercampur menjadi satu dalam pementasan seni. Oleh karena itu, struktur pementasan teater tradisi pada umumnya memiliki kesamaan di berbagai tempat di Nusantara ini.
Struktur umum pertunjukan teater tradisi tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini.
a. Pertunjukan diawali dengan tetabuhan (tatalu) sebagai pemberi tanda bahwa pertunjukan akan segera dimulai. Panjang tetabuhan ini bergantung kepada telah berkumpulnya penonton di sekitar tempat pertunjukan.
b. Pimpinan rombongan atau dalang kemudian melakukan upacara ritual memohon perlindungan ke empat penjuru angin. Proses ritual ini dilakukan dengan merapalkan mantera atau rajah serta membakar dupa (kemenyan). Proses ini kadang-kadang menggunakan tarian yang dilakukan sendiri oleh dalang atau pimpinan rombongan.
c. Setelah upacara ritual selesai, muncul serombongan penari yang membawakan tarian-tarian penghibur. Munculnya penari-penari ini menandakan bahwa pertunjukan telah terlepas dari nuansa ritual dan tidak ada hubungannya dengan upacara agama tertentu.
d. Cerita dimulai dengan menyajikan lakon dalam struktur yang linier. Unsur-unsur melodrama kerap menjadi pegangan dalam pertunjukan teater tradisi ini. Cerita ini dibagi dalam beberapa babak atau bagian sehingga terasa panjang.
e. Pada jeda waktu pergantian babak selalu diisi dengan hiburan, seperti nyanyian dan tarian. Pada sejumlah pertunjukan teater tradisi rakyat, bagian ini justru banyak digemari karena pada saat inilah penonton dapat menari bersama penari-penari dengan memberikan sejumlah uang tertentu. Sering terjadi jeda antara babak ini berlangsung cukup lama sehingga pertunjukan keseluruhan lakon dapat berakhir menjelang pagi.